My Sweet Heart
Semangaaaaaaaaaaaaaat………
memulai hari yang cerah penuh kebahagiaan. Melamun melihat keluar jendela. “AAAAAaaaaaaaaahh…”
aku terkejut, suara teriakan cewe-cewe di sekolah mulai lagi. Aku pun bergegas
lari menuju suara teriakan itu. Berusaha menerobos kerumunaan cewe-cewe yang
sangat tergila-gila dengan dia. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa melihat
dia dengan jelas. Waaaaaah…. Aku pun berteriak seirama dengan suara teriakan
yang lain. Dia adalah pujaan dan idaman para perempuan, mungkin di dunia. Oh…
My sweet heart… Edward.
Dengan
manis dia tersenyum, walau bukan untuk kami penggemarnya tapi kami sangat
senang dan terpesona. Oh Edward… bawa aku kepelukan hangatmu. Tanpa sadar aku
masih menatap kearah tempat yang sudah tidak ada siapa-siapa lagi. “Lagi-lagi
dia, cowo cantik, Gak ada yang lebih maco”. Tiba- tiba Ami merusak keindahan
Edward dengan kata-katanya. Huh.. jangan merusak kebahagiaan orang lain dong. Dalam
hati. Aku melirik dengan sinis kearah Ami sambil menaikkan bibir kananku ke
atas. “ Suasana nya jadi mencekam” sambil gemetar Ami ketakutan melihat lirikan
mataku lalu dia pergi ke kelas. Oh… My sweet heart walau banyak orang yang
mencibirmu aku akan tetap berada disampingmu. Sambil meletakan kedua tangan di
dagu.
“Pak
Wisnu…, Pak Wisnu.. datang…”. Suara teriakkan teman sekelasku. “HAH… PAK WISNU…”
Aku bergegas masuk ke kelas tapi ada satu hal yang aku lupa… “DIMANA” Sepatu
sebelah kananku hilang, pasti akibat tadi masuk ke kerumunan cewe-cewe tadi…
Merangkak masuk ke semak-semak mencari sepatuku. “Dimana, dimana sepatuku.” Kresek…
kresek… sambil mencari di semak-semak. Tanpa aku sadari ternyata Pak Wisnu
mendekatiku… “ Bella, sedang apa kamu di sana?” teriak Pak Wisnu marah.
Seketika aku berdiri, seketika itu juga Pak Wisnu marah-marah. Bla bla bla blab
la bla bla bla bla……… panjang lebar dan aku hanya menganggukan kepala “baik
pak, iya pak,” aku tidak pernah mendengarkan kata-katanya, yang aku dengar
hanya Bla Bla Bla. Seharusnya aku mendengarkan nasehat dari guru, tapi aku anak
yang nakal, lalu Pak Wisnu melihat kearah kakiku “Dimana sepatu kamu?....”
dengan polos aku menjawab “hilang pak… L”.
“HAHAHAHAHAHA :D …” suara tertawa yang
sangat puas dari teman-teman kelasku, ternyata mereka keluar kelas dan
menyaksikan semua kejadian yang memalukan itu, walau itu adalah hal biasa
buatku. Walau Pak Wisnu selalu marah-marah denganku tapi dia adalah wali kelas
kami yang baik, dia tetap menyuruhku untuk masuk kedalam kelas tanpa sepatu
sebelah kananku.
Pelajaran
pun selesai aku bergegas menuju koperasi untuk membeli sepasang sandal, Ya…
pada akhirnya aku tidak menemukan sepatu sebelahku. Sepatuku tersayang selamat
tinggal, aku akan menjaga pasanganmu disini.
“Ini
akibatnya, sudah aku bilang gak perlu mendambakan cowo kemayu itu” Suara jutek
Ami. Suara ami bagiku seperti hembusan angin yang membuat aku lebih kokoh lagi
dalam mencintai Edward. Sambil membayangkan Edward yang tersenyum manis, dengan
poni lemparnya yang terhembus angin oh… sungguh cowo idamanku. Dia itu pintar,
tinggi, ganteng, keren, cool, berkulit putih, kaya, bisa main gitar, pemain
basket……
“Dia itu jutek, sok ganteng, sok kaya, sok
pintar, sombong, gak pernah mau ngomong sama orang yang gak satu level
dengannya, gak punya perasaan, kecewe-cewean…”
“STOP…………………” teriakku. Sungguh kejam teman
sebangku aku itu, dia sudah menghina My sweet heart.
“Ami, kenapa sih kamu kaya gitu? Kamu itu
gak punya rasa cinta ya sama cowo?” omel ku.
“Terus? Masalah buat kamu? Jawab Ami.
Ami
memang seperti itu sama Edward, iya hanya sama Edward. Aku gak tahu apa
alasannya, tiap kali aku tanya Ami, dia malah menjelek-jelekkan Edward lagi.
Huh…. Lebih baik aku gak usah nanya lagi.
@@@
Coffee
café adalah tempat favorit Edward bersama Gank Special. Gank Special terdiri
dari Edward, Rio, Natasha, William, dan Sharon. Mereka memang Special, pertama
Edward memiliki karakter yang kuat dijuluki sebagai “Genius Prince”, karena
Edward memiliki kemampuan diatas rata-rata, dia genius dalam segala hal, semua
pelajaran dapat nilai sempurna, olahraga nilai sempurna, kedisiplinan sempurna,
seni sempurna. Semua tentang Edward adalah sempurna dimataku. Oleh karena itu
Edward paling dihormati diantara anggota yang lain. Kedua, Rio yang memiliki kepintaran
dibidang komputer, dia bisa mengotak atik sistem keamanan komputer dari mana
saja, “Komputer Prince.” Ketiga, Natasha memiliki kecantikkan diatas rata-rata,
iya.. dia adalah putri sekolah, dalam segala kegiatan tentang kecantikan pasti
dia yang akan mewakili kami semua, “Beautiful Princess.” Keempat, William
memiliki kemampuan karate, sabuk hitam sudah di dapat sejak kelas 5 SD. Hmmmmm…
“Karate Prince”. Dan yang terakhir, Sharon memiliki kemampuan memainkan piano
dengan sangat baik, dia sering kali mengikuti perlombaan internasional. Sharon
adalah anggota yang paling ramah diantara yang lain. Dia adalah “Pianist
Princess”.
Entah
sudah berapa jam. Aku masih duduk di ruang kecil ini walau matakku sudah sangat
mengantuk. Aku di sini bekerja setiap
hari sepulang sekolah sebagai “penasehat cinta”. Suatu kegiatan yang special di
hadirkan oleh Coffee café untuk menarik perhatian pelanggan. Aku bekerja dari
jam 15.00 sampai 21.00. khusus malam minggu sampai jam 22.00. Tidak ada satupun
dari pelangganku yang mengenal siapa aku sebenarnya karena aku bekerja dibalik
bilik bambu hanya suara aku saja yang akan mereka dengar.
Karena
itu aku tahu tempat favorit My sweet heart. Dan mereka juga tidak ada yang tau kalau aku
bekerja disini. Aku mendengar suara yang sepertinya sangat aku kenal, karena
aku sangat ingin tau siapa orang itu lalu aku mengintipnya sedikit dari bilik bambu.
Ternyata memang benar dia, my sweet heart. Ada apa denganmu, apa kau mempunyai
masalah tentang cinta?, hatiku terasa sakit. Mulailah dia bercerita, dia sangat
mencintai orang itu, sampai dia rela melakukan apa saja demi orang itu, tetapi
dia bertanya “apa yang harus aku lakukan kalau aku ingin menolak
keinginannya?.........” Lalu aku menjawab “berilah alasan yang kuat mengapa
kamu menolak keinginannya”. Terasa sakit hati ini memberikan nasehat kepada
orang yang aku cintai untuk orang yang dicintainya.
@@@
Hatiku galau……
“AAAAAaaaaaahhhhhh……….”
Mulai lagi suara fans Edward. Aku yang
sudah tau, kalau Edward mempunyai seseorang yang dicintainya, sudah tidak
bergairah lagi untuk melihatnya. “tumben diam aja!” Ami mengejek. Kali ini pun Ami mengejekku dan aku hanya
diam, tak bergairah.
“Ada apa? Kenapa kamu diam
saja? Kamu sakit? Kalau sakit kenapa tidak di rumah saja?” Ami sangat khawatir.
Disini
yang aku lakukan hanya diam. Di perpustakaan yang sunyi ini memang sangat cocok
buat orang yang sedang galau. Kenapa aku selalu membayangkan Edward ya… Padahal
aku sedang patah hati dengannya, apakah ini yang dinamakan The Power Of Love,
tetapi kenapa begitu jelas, dia sedang membaca buku didepanku… Tidak!... ini
memang nyata, aku langsung menutup wajahku, sesekali… berkali-kali aku mencuri
mata. Dia memang my sweet heart, godaan ini tidak mungkin aku tidak
mengambilnya, aku bisa bertatap muka dengannya, duduk satu meja dengannya,
membaca buku bersamanya. Ini yang selalu aku mimpikan dengannya. Tanpa aku
sadari, aku tidak lagi melihatnya dengan menutup mukaku. Dipikiranku “Oh… andai
saja aku adalah orang itu, orang yang kamu cintai”. Dia sudah pergi tanpa satu
kata pun, memang dia tidak mengenalku mana mungkin dia berbicara padaku. Aku
memang bukan anak yang pintar ataupun anak yang cantik mana mungkin seorang
Edward mengenalku. Tetapi aku ingin kamu memanggil namaku, sekali saja.
@@@
Lagi,
semenjak curhat waktu itu Edward menjadi sering curhat di bilik “Penasehat
Cinta” alias dengan aku, tidak hanya tentang cinta tetapi juga tentang
kehidupannya, kegiatannya sehari-hari, apa yang dia sukai dan tidak disukai,
perasaan dia yang disukai banyak perempuan, tipe perempuan yang dia sukai, dan
ternyata ceritanya yang lalu itu tentang keinginan Ayahnya yang menginginkan
dia menjadi penerus perusahaan, padahal cita-cita Edward ingin menjadi seorang
dokter. Saat itu aku sangat senang dan lega mendengarnya ternyata dia belum
mempunyai seorang kekasih. Banyak cerita yang telah kami habiskan di bilik,
kami seperti seorang sahabat yang saling mencurahkan keluh kesah tetapi Edward
lebih banyak mencurahkan isi hatinya. Seorang Edward adalah manusia biasa
seperti aku yang tidak luar biasa. Semua orang kaya- miskin, cakep-jelek,
pintar-bodoh mempunyai masalah masing-masing hanya kadarnya saja yang berbeda.
Aku menjadi seseorang yang sangat bijak disini.
@@@
Aku
tidak tau apa yang terjadi satu minggu yang lalu, karena waktuku kuhabiskan
berbaring di tempat tidurku karena aku tidak bisa berpikir secara jernih, aku
tidak sekolah maupun ke bilik “Penasehat Cinta”. Dan seperti biasa hari-hariku
indah dengan senyum lebarku yang memancarkan kebahagiaan, karena hari ini aku
bertemu Edward di dekat rumahku, aku tak tau apa yang dia lakkukan di sana,
tetapi aku sangat senang, awal hariku sudah di datangkan kebahagiaan.
Dan
sudah dua hari setelah aku kembali menjalani aktifitasku tidak lagi aku melihat
my sweet heart. Hariku yang bahagia ini terasa kurang tanpa ada dia, walau dia
berada jauh selagi aku bisa melihatnya sudah cukup bagiku.
Tiba-
tiba “Bella”, dengan suara yang aku kenal dan hati yang ragu,apakah benar ini
nyata. Dia memanggil aku, Edward memanggil namaku “Bella”. Aku terpaku membisu,
seluruh ragaku seakan melayang di udara, dan buang-bunga indah beterbangan. Aku
tidak dengar apapun saat itu, aku tidak dengar apa yang Edward katakan. Hari
itu sangat indah, dan tak ingin aku lupakan. Akhirnya dia memanggil namaku.
@@@
Aku
bekerja seminggu ini dengan perasaan yang amat senang. Aku pun melakukan
pekerjaanku dengan baik. “Bella”. Widi teman kerjaku memanggil. “iya ada apa?”.
Widi meneruskan “ Oya, aku lupa kasih tau kamu, sewaktu kamu tidak masuk kerja
aku yang menggantikan kamu”. Aku menjawab “terima kasih”. Widi menambahkan lagi
“kamu tau gak, pelanggan kita cowo ganteng yang suka curhat itu, nanyain kamu…
dia bilang “mba yang biasa kemana?” Dan aku bilang kamu sakit, lalu dia
minta nomer telephon dan alamat kamu,
aku kasih aja deh, soalnya dia minta dengan mohon-mohon sama aku jadi aku kasih
deh”.
Aku
terkejut, perasaanku tak karuan jadinya. Aku tidak tau apa yang harus aku
lakukan. Ternyata Edward sudah tau siapa aku sebenarnya, “Penasehat Cinta”
alias Bella. Aku sangat bingung.
@@@
Dengan
perasaan yang kacau, apa aku harus merasa bersalah karena aku tidak
memberitahukan bahwa aku teman sekolahnya, yang sangat mengidolakannya, atau
apa?... aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan kalau aku bertemu
dengannya.
“Bella”.
Edward memanggiku. Aku berlari sangat kencang karena aku takut Edward marah,
benci dan bilang tak ingin melihat
wajahku di bumi ini, lalu aku harus kemana. Aku berlari ke belakang sekolah,
aku menangis… aku sedih… aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, Edward
mengikutiku ke belakang sekolah, lalu “kenapa kamu lari dan menangis?”, aku
hanya diam dan menangis. “kamu takut sama aku?”, dia melanjutkan “ ya, aku
sudah tau kamu adalah penasehat cinta, dan aku merasa senang ternyata selama
ini aku curhat dengan orang yang dekat denganku walaupun sebenarnya tidak
dekat, karena selama ini aku sulit untuk bercerita tentang kehidupan pribadiku
ke orang lain atau teman-temanku tetapi dengan kamu, dengan penasehat cinta aku
merasa nyaman untuk menceritakan semuanya. Terima kasih”. Aku diam dan tidak
menangis lagi. Dia mendekat dan mencoba menghapus air mataku dengan kedua
tangannya, dia mencoba meminta penjelasan mengapa aku lari dan menangis setelah
aku tau dia sudah mengetahui aku adalah penasehat cinta?... aku mulai
menceritakan alasanku, tetapi dia malah tertawa karena aku lari dan menangis
karena aku takut dia marah, benci dan tidak mau melihat wajahku di bumi lagi.
Dia bilang “Kamu memang cocok tinggal di bumi untuk berada di sampingku untuk
mendengarkan curhatanku, kalau kamu tinggal di Mars, aku tidak bisa curhat lagi
dengan kamu”. Kata- kata itu terdengar manis buatku, Aku tidak menyangka aku
bisa tatap muka, berbicara, bercanda dan dia menghapus air mataku dengan kedua
tangannya, seakan ini semua mimpi.
Semenjak
kejadian itu aku dan my sweet heart menjadi semakin dekat, dekat dan dekat. Dan
selama kami sangat dekat satu sama lain, Fans Edward semakin benci padaku,
tetapi buat aku itu adalah ucapan selamat, begitu juga dengan teman-teman
Edward mereka masih belum bisa menerima keberadaanku dan Ami yang sebenarnya
teman Edward waktu SD mulai hilang rasa
bencinya kepada Edward.
Resti
Kurniawati